Pesugihan Nyi Blorong bukan sekedar menjadi cerita fiktif belaka. Banyak kalangan masyarakat jawa yang amat fanatik dengan salah satu ilmu pesugihan hitam ini. Meskipun secara akal jelas jalan pintas dalam memperoleh kekayaan bukanlah jalan yang benar namun pada kenyataannya fenomena ini kerap ditemukan dalam kehidupan nyata. Lantas siapakah Nyi Blorong ini dan bagaimana ia bisa mewujudkan keinginan manusia untuk mendapatkan harta? Simak terus catatan kecil di bawah ini.
Di ruang tamu kakek Budi yang akrab dipanggil dengan sebutan Wo Wiryo rupanya masih asik menonton televisi dan sekedar berbaring melepas lelah setelah seharian berlayar ke laut untuk mencari ikan. Begitu melihat cucu kesayangannya terbangun bergegas Wo Wiryo memanggil dan mempersilahkan Budi untuk bergabung menonton televisi.
Entah darimana awalnya pembicaraan keduanya hingga Wo Wiryo bercerita mengenai Nyi Blorong. Begini kurang lebih cerita tersebut:
“Bedo, bedo le Nyi Blorong sama Nyi Roro Kidul” begitu suara Wo Wiryo yang dalam bahasa indonesianya berarti “Beda, Beda nak Nyi Blorong sama Nyi Roro Kidul” kemudian Wi Wiryo bercerita kepada Budi.
Nyi blorong itu berbeda dengan Nyi Roro Kidul, dan Kanjeng Ratu Kidul. Lha kalau Kanjeng Ratu Kidul itu merupakan penguasa kerajaan gaib yang ada di pantai selatan jawa ini, sementara Nyi Roro Kidul dan Nyi Blorong itu merupakan anak keturunan dari Kanjeng Ratu Kidul. Keduanya memang sama-sama identik dengan kerajaan gaib di pantai selatan, namun sosok dan wataknya berbeda. Pesugihan Nyi Blorong kerap memakan tumbal maupun korban dari pelakunya sendiri.
Sebagian orang jawa juga berbicara bahwa Nyi Blorong merupakan anak buah dari Kanjeng Ratu Kidul yang memiliki jabatan sebagai senopati andalan dari Kanjeng Ratu Kidul. Selain itu di beberapa tempat seperti di daerah Sendang kemilon kecamatan pajangan sebelah utara sana ada juga tempat yang konon kerap dikunjungi Nyi Blorong. Nyi Blorong merupakan sosok jin yang digambarkan sebagai siluman ular dan dapat menjelma sebagai wanita cantik.
Pakaian dan dandanan yang mirip dengan Nyi Roro Kidul mungkin membuat sebagian orang menganggap keduanya sebagai sosok yang sama. Padahal dari fisik dan sifat sangat berbeda. Menurut kakek, Nyi Roro Kidul merupakan Siluman yang memiliki kemampuan hebat juga sebagaimana Nyi Blorong, namun ia tidak pernah memaksa dan mengambil manusia untuk dijadikan sebagai pengikutnya, itu menurut kakek lho cu. Kalau Nyi Blorong itu memiliki sifat yang buruk, ia suka dengan orang-orang yang mau menjadi pemujanya. Tak heran jika syarat dalam laku pesugihan Nyi Blorong salah satunya adalah dengan melakukan hal tidak benar dengannya.
Sendang kemilon, merupakan sebutan bagi salah satu mata air yang bisa dibilang sebagai waduk kecil atau orang setempat menyebutnya dengan sendang. Wilayah ini berada di kecamatan Pajangan kabupaten Bantul Yogyakarta dimana lokasi sendang tersebut berada pada perbukitan yang cukup liar. Namun anehnya sendang ini tetap mengeluarkan air meskipun musim kemarau. Dari penuturan masyarakat sekitar konon di tempat ini kerap dijadikan sebagai ritual mencari pesugihan dengan melakukan pemujaan terhadap Nyi Blorong yang merupakan Jin Penunggu di tempat tersebut.
Setelah ia dijumpai oleh Nyi blorong konon pelaku ritual harus memenuhi keinginan dari Nyi Blorong untuk menjadi budaknya, jika ia berahsil memuaskan Nyi Blorong maka sebagai imbalannya siluman ular tersebut akan memberikan emas permata yang ia ambil dari sisik-sisiknya. Entah apakah emas yang disebut di atas merupakan emas asli atau hanya kata kiyasan saja dalam menggambarkan pesugihan Nyi Blorong ini yang pasti masyarakat setempat juga sangat mempercayai keangkeran dan kewingitan tempat tersebut.
Saking kerapnya kerapnya sendang kemilon dijadikan tempat terselubung ritual pesugihan tak jarang ada korban meninggal dunia di tempat itu. Masyarakat sekitar menganggap bahwa korban-korban tersebut merupakan korban dari keganasan Nyi Blorong. Percaya tidak percaya demikian kisah pesugihan Nyi Blorong diceritakan.
Nyi Blorong, Nyi Roro Kidul, dan Kanjeng Ratu Kidul
Debur ombak pantai selatan sangat terdengar keras seakan memecah kesunyian malam itu. Budi yang waktu kala itu tengah menikmati liburan di rumah kakaknye ditepi pantai parangtritis amat terusik karena tidak bisa tidur dengan suara gemuruh. Semakin ia berusaha untuk memejamkan matanya seakan fikirannya semakin melayang tak karuan, hingga akhirnya ia beranjak dari tempat tidur berupa dipan tua di rumah kakeknya.Entah darimana awalnya pembicaraan keduanya hingga Wo Wiryo bercerita mengenai Nyi Blorong. Begini kurang lebih cerita tersebut:
“Bedo, bedo le Nyi Blorong sama Nyi Roro Kidul” begitu suara Wo Wiryo yang dalam bahasa indonesianya berarti “Beda, Beda nak Nyi Blorong sama Nyi Roro Kidul” kemudian Wi Wiryo bercerita kepada Budi.
Nyi blorong itu berbeda dengan Nyi Roro Kidul, dan Kanjeng Ratu Kidul. Lha kalau Kanjeng Ratu Kidul itu merupakan penguasa kerajaan gaib yang ada di pantai selatan jawa ini, sementara Nyi Roro Kidul dan Nyi Blorong itu merupakan anak keturunan dari Kanjeng Ratu Kidul. Keduanya memang sama-sama identik dengan kerajaan gaib di pantai selatan, namun sosok dan wataknya berbeda. Pesugihan Nyi Blorong kerap memakan tumbal maupun korban dari pelakunya sendiri.
Sebagian orang jawa juga berbicara bahwa Nyi Blorong merupakan anak buah dari Kanjeng Ratu Kidul yang memiliki jabatan sebagai senopati andalan dari Kanjeng Ratu Kidul. Selain itu di beberapa tempat seperti di daerah Sendang kemilon kecamatan pajangan sebelah utara sana ada juga tempat yang konon kerap dikunjungi Nyi Blorong. Nyi Blorong merupakan sosok jin yang digambarkan sebagai siluman ular dan dapat menjelma sebagai wanita cantik.
Pakaian dan dandanan yang mirip dengan Nyi Roro Kidul mungkin membuat sebagian orang menganggap keduanya sebagai sosok yang sama. Padahal dari fisik dan sifat sangat berbeda. Menurut kakek, Nyi Roro Kidul merupakan Siluman yang memiliki kemampuan hebat juga sebagaimana Nyi Blorong, namun ia tidak pernah memaksa dan mengambil manusia untuk dijadikan sebagai pengikutnya, itu menurut kakek lho cu. Kalau Nyi Blorong itu memiliki sifat yang buruk, ia suka dengan orang-orang yang mau menjadi pemujanya. Tak heran jika syarat dalam laku pesugihan Nyi Blorong salah satunya adalah dengan melakukan hal tidak benar dengannya.
Pesugihan Nyi Blorong
Sebagaimana yang diceritakan Wo Wiryo di atas kami berusaha mencari informasi seperti apa dan bagaimana ritual dalam mencari pesugihan Nyi Blorong di daerah Sendang Kemilon. Dari berbagai sumber baik lisan maupun tertulis akhirnya kami dapatkan informasi yang cukup. Adapun penjelasan mengenai hal tersebut dapat kita sampaikan demikian:Sendang kemilon, merupakan sebutan bagi salah satu mata air yang bisa dibilang sebagai waduk kecil atau orang setempat menyebutnya dengan sendang. Wilayah ini berada di kecamatan Pajangan kabupaten Bantul Yogyakarta dimana lokasi sendang tersebut berada pada perbukitan yang cukup liar. Namun anehnya sendang ini tetap mengeluarkan air meskipun musim kemarau. Dari penuturan masyarakat sekitar konon di tempat ini kerap dijadikan sebagai ritual mencari pesugihan dengan melakukan pemujaan terhadap Nyi Blorong yang merupakan Jin Penunggu di tempat tersebut.
Ritual dan Sesaji
Pada waktu-waktu tertentu pelaku pencari pesugihan harus mendatangi tempat tersebut sendirian tanpa ada pengawalan dan teman. Setelah berada disana biasanya mereka akan membakar menyan dan memberikan berbagai macam sesaji mulai dari ayam cemani, kelapa muda, bunga tujuh rupa, dan lain sebagainya.Setelah ia dijumpai oleh Nyi blorong konon pelaku ritual harus memenuhi keinginan dari Nyi Blorong untuk menjadi budaknya, jika ia berahsil memuaskan Nyi Blorong maka sebagai imbalannya siluman ular tersebut akan memberikan emas permata yang ia ambil dari sisik-sisiknya. Entah apakah emas yang disebut di atas merupakan emas asli atau hanya kata kiyasan saja dalam menggambarkan pesugihan Nyi Blorong ini yang pasti masyarakat setempat juga sangat mempercayai keangkeran dan kewingitan tempat tersebut.
Saking kerapnya kerapnya sendang kemilon dijadikan tempat terselubung ritual pesugihan tak jarang ada korban meninggal dunia di tempat itu. Masyarakat sekitar menganggap bahwa korban-korban tersebut merupakan korban dari keganasan Nyi Blorong. Percaya tidak percaya demikian kisah pesugihan Nyi Blorong diceritakan.