Horor sering disebut-sebut sebagai salah satu bahan pembicaraan yang menarik tak ada habisnya dan menumbuhkan banyak sekali cerita. Salah satu kejadian paling seram yang terjadi di sekolahku yakni ketika aku duduk di bangku kelas 3 SMP. Cerita horor ini berawal ketika sekolahku mengadakan kegiatan persami (perkemahan sabtu-minggu) di pedopo kecamatan yang tak jauh dari gedung sekolahku.
Saat itu kami sebagai anggota pramuka diwajibkan untuk ikut kegiatan persami bersama dengan kelompok pramuka dari sekolah lain se-kecamatan. Namun cerita horor ini tidak terjadi di lingkungan kecamatan melainkan di sekolahku sendiri.
Dengan segera aku dan Joni bergegas jalan menuju bangunan sekolah yang memang tak jauh dari tempat kami melaksanakan kegiatan persama, ya kurang lebih 500 meter lah jaraknya. Seingatku waktu itu belum terlalu malam, sekitar habis magrib menjelang isak.
Cerita horor pertama terjadi ketika kami membuka pintu gerbang sekolahan yang terbuat dari teralis besi. Saat kami mendorongnya sebenarnya kami sudah merasakan ketidaknyamanan dan sedikit takut melihat lampu di gedung sekolah yang tiba-tiba padam semua. Jika tidak karena keadaan yang memaksa tentu saja kami sudah pergi dari tadi, namun apa boleh buat akhirnya kami beranikan diri menuju pintu kelas yang terletak di lantai dua bermodalkan senter kecil ditangan kanan Joni.
Saat melintasi tangga dari lantai satu menuju lantai dua kami mendengar seperti orang bersendawa di dalam toilet yang berada tepat di bawah anak tangga. Joni yang mulai panik kemudian berusaha menenangkan diri dengan berkata bahwa yang di dalam toilet itu Pak Parmadi tak lain tukang kebun di sekolahku. Kamipun segera menuju ruang kelas yang berada di ujung pojok bangunan. SIAL.! Teriak Joni melihat keadaan pintu yang terkunci.
Tak banyak bicara kami lantas mencari keberadaan Pak Parmadi untuk meminjam kunci, segera kami berdua menuju toilet yang tadinya terdengar suara sendawa di dalamnya dan berfikir bahwa suara tadi suara Pak Parmadi. Namun ketika kami sampai di depan toilet ternyata tak ada seorang pun di dalamnya. Justru di atas atap langit-langit dinding ada sosok bayangan putih yang melintas dan keluar melalui ventilasi dinding. Tanpa komando kami langsung lari tunggang langgang menuju halaman depan.
Tak lama kemudian Pak parmadi yang rupanya mengetahui kedatangan kami menghampiri dari kamar pribadinya dan membawa kunci pintu kelas. Aku dan Joni hanya saling berpandangan dan membatin suara apa yang tadi kami dengar jika Pak Parmadi berada di ruangannya? Cerita horor aku dan Joni belum selesai sampai disini. Baca juga nanti ya: cerita hantu glundung pringis yang menyeramkan.
Dengan nafas masih ngos-ngosan aku dan Joni sejenak istirahat di depan ruangan Pak Parmadi sambil bertanya apakah beliau tadi berada di toilet ketika kami naik tangga? Namun apa jawaban pak Parmadi, beliau menjawab bahwa dari tadi dirinya ke masjid dan baru saja pulang. Mendengar jawaban tersebut tentu aku dan Joni semakin ketakutan teringat kejadian seram di toilet tadi.
Yeahhh... akhirnya listrik yang tadi padam kini menyala. Lega rasanya melihat lampu seluruh bangunan kelas menyala, tak lama kemudian aku dan Joni kembali naik ke lantai dua menuju ruang kelas. Namun kali ini kami memilih lewat anak tangga bagian lain karena takut kejadian seram tadi terulang lagi.
Sesampainya di depan kelas Joni mengunci pintu dan segera membukanya. Namun belum genap 5 langkah kaki kami dari pintu masuk tiba-tiba lampu kembali padam. Apesss bener nasih kami malam itu terlebih secara bersamaan angin bertiup kencang sekali menuju ruangan kelas kami. Bulu kuduk dan merinding sangat mencekam menjadikan kami semakin ketakutan.
Joni menyalakan senternya dan menuju bangku dimana ia meletakkan perkakas yang berisi pisau serta alat lainnya. Aku juga berusaha berada sedekat mungkin dengan Joni agar tidak terlalu ketakutan. Tangan Joni mulai masuk ke dalam laci meja yang cukup panjang. Mungkin karena tangannya tidak sampai ke ujung laci makanya ia meraba-raba hingga akhirnya merasakan benda bulat yang dikiranya pegangan pisau, tanpa pikir panjang ditariknya dengan pelan benda yang terasa agak berat seperti ada yang menahannya tersebut.
Namun apa yang Joni dapatkan? Ternyata benda yang dikiranya pegangan pisau tadi adalah jari tangan hantu penunggu sekolah yang sangat menyeramkan. Sosok tangan keluar dari balik laci meja karena ditarik oleh Joni.
Aaarkhhh seeetaaaaannnnn.... Teriakan kami berdua akhir nya menggema di seluruh bangunan sekolah. Lari terbirit-birit menuju pintu, ehh rupanya kejadian paling seram seumur hidupku itu belum juga usai, hembusan angin mendadak lebih kencang dan melemparkan pintu hingga tertutup dengan suara jduaaarrrr... tepat sewaktu kami berada di depan pintu hendak keluar.
Arghhh gemetar, pucat, takut, deg-degan, merinding, gugup jadi satu padu disekujur tubuh kami. Tak lama kemudian Pak Parmadi berlari mendatangi kami dan mengambilkan perkakas Joni yang tertinggal di meja akhirnya ketemu juga.
Demikian cerita horor paling seram yang pernah kami alami di sekolah, kisah horor ini tidak akan pernah terlupakan hingga kapanpun juga. Setelah itu akhrinya kami kembali ke lokasi persami dan mengikuti kegiatan hingga hari minggu pagi. Jangan lupa baca juga kisah misteri alas roban jawa tengah.
Saat itu kami sebagai anggota pramuka diwajibkan untuk ikut kegiatan persami bersama dengan kelompok pramuka dari sekolah lain se-kecamatan. Namun cerita horor ini tidak terjadi di lingkungan kecamatan melainkan di sekolahku sendiri.
Pintu Kelas di Sekolah Saat Lampu Padam |
Cerita horor di sekolah
Kejadian paling seram ini bermula ketika Joni sadar bahwa perkakas miliknya lupa ketinggalan di laci bangku sekolah. Dengan alasan kelompok kami tidak dapat memasak karena perkakas kami tertinggal akhirnya kami diijinkan untuk mengambilnya di sekolah dengan catatan hanya berdua saja.Dengan segera aku dan Joni bergegas jalan menuju bangunan sekolah yang memang tak jauh dari tempat kami melaksanakan kegiatan persama, ya kurang lebih 500 meter lah jaraknya. Seingatku waktu itu belum terlalu malam, sekitar habis magrib menjelang isak.
Cerita horor pertama terjadi ketika kami membuka pintu gerbang sekolahan yang terbuat dari teralis besi. Saat kami mendorongnya sebenarnya kami sudah merasakan ketidaknyamanan dan sedikit takut melihat lampu di gedung sekolah yang tiba-tiba padam semua. Jika tidak karena keadaan yang memaksa tentu saja kami sudah pergi dari tadi, namun apa boleh buat akhirnya kami beranikan diri menuju pintu kelas yang terletak di lantai dua bermodalkan senter kecil ditangan kanan Joni.
Saat melintasi tangga dari lantai satu menuju lantai dua kami mendengar seperti orang bersendawa di dalam toilet yang berada tepat di bawah anak tangga. Joni yang mulai panik kemudian berusaha menenangkan diri dengan berkata bahwa yang di dalam toilet itu Pak Parmadi tak lain tukang kebun di sekolahku. Kamipun segera menuju ruang kelas yang berada di ujung pojok bangunan. SIAL.! Teriak Joni melihat keadaan pintu yang terkunci.
Ilustrasi Penampakan Bayangan Putih di Toilet Sekolah |
Tak lama kemudian Pak parmadi yang rupanya mengetahui kedatangan kami menghampiri dari kamar pribadinya dan membawa kunci pintu kelas. Aku dan Joni hanya saling berpandangan dan membatin suara apa yang tadi kami dengar jika Pak Parmadi berada di ruangannya? Cerita horor aku dan Joni belum selesai sampai disini. Baca juga nanti ya: cerita hantu glundung pringis yang menyeramkan.
Dengan nafas masih ngos-ngosan aku dan Joni sejenak istirahat di depan ruangan Pak Parmadi sambil bertanya apakah beliau tadi berada di toilet ketika kami naik tangga? Namun apa jawaban pak Parmadi, beliau menjawab bahwa dari tadi dirinya ke masjid dan baru saja pulang. Mendengar jawaban tersebut tentu aku dan Joni semakin ketakutan teringat kejadian seram di toilet tadi.
Yeahhh... akhirnya listrik yang tadi padam kini menyala. Lega rasanya melihat lampu seluruh bangunan kelas menyala, tak lama kemudian aku dan Joni kembali naik ke lantai dua menuju ruang kelas. Namun kali ini kami memilih lewat anak tangga bagian lain karena takut kejadian seram tadi terulang lagi.
Sesampainya di depan kelas Joni mengunci pintu dan segera membukanya. Namun belum genap 5 langkah kaki kami dari pintu masuk tiba-tiba lampu kembali padam. Apesss bener nasih kami malam itu terlebih secara bersamaan angin bertiup kencang sekali menuju ruangan kelas kami. Bulu kuduk dan merinding sangat mencekam menjadikan kami semakin ketakutan.
Ilustrasi Tangan Hantu di Dalam Lagi Meja Sekolah |
Aaarkhhh seeetaaaaannnnn.... Teriakan kami berdua akhir nya menggema di seluruh bangunan sekolah. Lari terbirit-birit menuju pintu, ehh rupanya kejadian paling seram seumur hidupku itu belum juga usai, hembusan angin mendadak lebih kencang dan melemparkan pintu hingga tertutup dengan suara jduaaarrrr... tepat sewaktu kami berada di depan pintu hendak keluar.
Arghhh gemetar, pucat, takut, deg-degan, merinding, gugup jadi satu padu disekujur tubuh kami. Tak lama kemudian Pak Parmadi berlari mendatangi kami dan mengambilkan perkakas Joni yang tertinggal di meja akhirnya ketemu juga.
Demikian cerita horor paling seram yang pernah kami alami di sekolah, kisah horor ini tidak akan pernah terlupakan hingga kapanpun juga. Setelah itu akhrinya kami kembali ke lokasi persami dan mengikuti kegiatan hingga hari minggu pagi. Jangan lupa baca juga kisah misteri alas roban jawa tengah.